Minggu, 01 Desember 2013

jurnal evaluasi lahan dan SDA untuk pertumbuhan dan perkembangan bunga matahari



Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Bunga Matahari (Helianthus annuus L.)
pada Topsoil Beberapa Jenis Tanah
yang Diberi Dua Taraf  Perlakuan Bahan Organik

1. PENDAHULUAN
            Berbagai sifat tanah dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan dan produktivitas tanah.  Berbagai sifat yang dimiliki tanah juga menentukan respon tanaman terhadap berbagai masukan (pengelolaan) yang dilakukan seperti pemupukan dan pengapuran (Sanchez, 1976; Foth, 1984; Sitorus, 1990)). Tanah yang mempunyai koloid (liat dan organik) dengan KTK yang tinggi akan menyediakan unsur hara yang cukup dan dapat menerima pupuk yang cukup banyak untuk suplai kebutuhan unsur hara tanaman.  Tanah yang sudah cukup berkembang dan telah tua, umumnya pH-nya rendah dan mempunyai koloid liat yang KTK-nya rendah dan mempunyai retensi yang tinggi terhadap unsur P.
Penambahan bahan organik, pada kebanyakan jenis tanah, khususnya pada tanah dengan kandungan bahan organik rendah, akan merubah sifat-sifat tanah yang kurang mendukung pertumbuhan tanaman ke arah yang lebih baik (Sanchez, 1982).  Pada tanah masam, bahan organik meningkatkan aktivitas mikroorganisma, sehingga bahan-bahan bermuatan positif, terutama logam berat akan membentuk kelat, sehingga pupuk P yang diberikan dan P terfiksasi akan lebih tersedia.  Pada tanah ini bahan organik juga meningkatkan pH tanah, KTK tanah, kapasitas tanah menahan air, dan ketersediaan unsur hara bagi tanaman (Uehara dan Gilmann, 1981; Stevenson, 1982).
Tanaman bunga matahari (Helianthus annuus L.) merupakan salah satu tanaman penting penghasil minyak nabati.  Minyak biji bunga matahari digunakan untuk pembuatan minyak goreng dan margarine.  Minyak bijinya mengandung berbagai komponen bioaktif yang dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan dan kosmetika.
Penelitian ini bertujuan mempelajari (1) pertumbuhan dan produksi tanaman bunga matahari pada beberapa jenis tanah, (2) pengaruh pemberian bahan organik terhadap tanaman bunga matahari pada beberapa jenis tanah
2. BAHAN DAN METODE
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Katolik St Thomas SU, di Desa Tanjungsari, Kecamatan Tuntungan.  Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni hingga Nopember tahun 2002.
Penelitian menggunakan rancangan Petak Terpisah dengan tiga ulangan. Perlakuan bahan organik sebagai petak utama, terdiri atas dua taraf yaitu tanpa pemberian bahan organik (B0) dan pemberian bahan organik (150 g pupuk kandang ayam per 10 kg tanah kering oven = B1). Top soil jenis tanah sebagai media tanam merupakan anak petak, terdiri atas empat taraf, yaitu : tanah Andosol (T1), tanah Hidromorfik (T2),  tanah Aluvial (T3), tanah Podsolik Merah Kuning (T4), yang dalam klasifikasi Soil Taxonomy masing-masing termasuk grup Hapludand, Tropaquept, Tropofluvent, dan Paleudult. Setiap plot percobaan terdiri atas satu polibeg dengan satu tanaman.
            Tanah yang digunakan sebagai media tanam adalah bagian topsoil pada kedalaman 0-20 cm.  Media tanam dimasukkan ke dalam polibeg sebanyak setara 10 kg kering oven. Untuk perlakuan penambahan bahan organik (B1), ditambahkan 150 g pupuk kandang ayam per 10 kg tanah kering oven.  Kemudian tanah dan bahan organik dicampur merata dan dibiarkan selama dua minggu. Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanam dengan dosis sebagai berikut 4 g Urea/10 kg tanah kering oven, 6 g TSP/10 kg tanah kering oven, 4 g KCl/10 kg tanah kering oven. Pemupukan kedua, dilakukan pada saat 4 minggu setelah tanam, sebanyak 4 g Urea/10 kg tanah kering oven. 
Data variabel respon pertumbuhan dan produksi tanaman bunga matahari yang diamati sebagai berikut: tinggi  tanaman, jumlah daun,  lilit batang, bobot kering akar,   jumlah cabang, jumlah cabang berbunga, umur berbunga, umur panen, diameter bunga, bobot kering cakram, jumlah biji total, jumlah biji bernas, bobot biji total, bobot biji bernas, bobot per biji.  Data peubah dianalisa dengan sidik ragam pada taraf uji 5%.  Untuk mengetahui tingkat perbedaan antar perlakuan, data variabel respon dianalisa dengan uji beda nyata terkecil pada taraf  5% (Gomez dan Gomez, 1995).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Pengaruh Bahan Organik
Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan bahan organik berpengaruh nyata pada berbagai peubah respon (Tabel 1).   Pada peubah respon tertentu pengaruh bahan organik berinteraksi dengan jenis tanah, dan pada peubah lainya pengaruh bahan organik tidak berinteraksi dengan jenis tanah.  Baik pada peubah respon yang tidak dipengaruhi interaksinya dengan jenis tanah maupun  yang dipengaruhi interaksinya dengan jenis tanah, pemberian bahan organik meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman bunga matahari, serta mempercepat umur berbunga dan umur panen. 
Tabel 1.  Sidik ragam dan pengaruh perlakuan bahan organik pada berbagai peubah

No.

Peubah
Sidik ragam pengaruh bahan organik
Sidik ragam pengaruh interaksi bahan organik– jenis tanah
Respon pada perlakuan

B0

B1
1
Tinggi tanaman  4 mst (cm)
*
tn
26.71 a
28.21 b
2
Tinggi tanaman  5 mst (cm)
*
tn
31.34 a
48.33 b
3
Tinggi tanaman  6 mst (cm)
*
tn
45.27 a
64.29 b
4
Tinggi tanaman  7 mst (cm)
*
*
59.31
78.43
5
Tinggi tanaman  8 mst (cm)
*
*
76.14
99.37
6
Tinggi tanaman  9 mst (cm)
*
*
91.28
112.55
7
Tinggi tanaman  10 mst (cm)
*
*
106.37
135.08
8
Tinggi tanaman  11 mst (cm)
*
*
121.12
156.68
9
Tinggi tanaman  12 mst (cm)
*
*
134.09
165.69
10
Tinggi tanaman  13 mst (cm)
tn
*
141.69
169.35
11
Jumlah daun 3 mst
*
tn
6.83 a
8.83 b
12
Jumlah daun 4 mst
*
tn
13.17 a
15.92 b
13
Jumlah daun 8 mst
*
tn
25.17 a
27. 33 b
14
Jumlah daun 11 mst
tn
tn
32.33
37.58
15
Lilit batang (cm)
tn
*
8.53
9.67
16
Bobot kering akar (g)
*
*
20.636
23.834
17
Jumlah cabang 5 mst
*
tn
0.58 a
2.33 b
18
Jumlah cabang 6 mst
*
tn
1.42 a
3.75 b
19
Jumlah cabang 7 mst
*
tn
1.58 a
4.42 b
20
Jumlah cabang 8 mst
*
tn
3.50 a
7.30 b
21
Jumlah cabang 10 mst
*
tn
5.67 a
13.58 b
22
Jumlah cabang 11 mst
*
tn
6.58 a
19.25 b
23
Jumlah cabang 15 mst
*
*
14.89
28.42
24
Jumlah cabang berbunga 17 mst
tn
*
8.36
13.92
25
Umur berbunga (hari)
*
*
94.92
85.84
26
Umur panen (hari)
*
tn
138.42 a
133.00 b
27
Diameter cakram (cm)
*
*
11.3908
14.7708
28
Bobot kering cakram (g)
tn
*
21.2855
30.5412
29
Jumlah biji total
*
*
560.19
1104.67
30
Jumlah biji bernas
*
tn
202.53 a
547.25 b
31
Bobot per biji (g)
*
tn
0.0311 a
0.0452 b
32
Bobot biji total (g)
*
tn
10.71 a
29.25 b
33
Bobot biji bernas (g)
*
tn
8.13 a
24.84 b
Keterangan :  *   =   nyata berdasar sidik ragam pada taraf uji 5%
 tn  =    tidak nyata nyata berdasar sidik ragam pada taraf uji 5% huruf yang sama untuk baris yang sama berbeda tidak nyata pada uji BNT 5%
 B0 =    tanpa pemberian bahan organik    B1= pemberian bahan organik 150 g/10 kg media
Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat jenis tanah yang digunakan membutuhkan bahan-bahan organik.    Penambahan bahan organik pada keempat jenis tanah dapat direspon tanaman baik pada pertumbuhan vegetatifnya maupun generatifnya.  Bahan organik yang ditambah ke dalam tanah dapat memberi pengaruh positif terhadap tanaman melalui berbagai pengaruhnya terhadap perubahan sifat-sifat tanah secara keseluruhan. 
Penambahan bahan organik akan menyumbangkan berbagai unsur hara terutama unsur hara N, P, dan S, hormon pertumbuhan tanaman, meningkatkan kapasitas menahan air, dan meningkatkan aktivitas organisme tanah pada semua jenis tanah (Soepardi, 1983).
Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman, terutama unsur hara N, P, dan S.  Bahan organik menyediakan sebagian besar nitrogen dan belerang dan setengah dari fosfor yang diserap tanaman (terutama jika tidak ditambahkan pupuk buatan) (Barber, 1984).  Pada kebanyakan tanah tropis, terutama pada 4 jenis tanah yang digunakan dalam penelitian ini, unsur hara N dan P merupakan unsur hara yang paling sering membatasi pertumbuhan tanaman (Sanhez, 1992).  Kebutuhan N tanaman adalah tinggi selama masa pertumbuhan, baik dalam fase vegetatif maupun pada fase pertumbuhan bunga.  Kelarutan fosfor pada tanah PMK (Oxisol dan Ultisol), Andisol (Andosol), dan Vertisol adalah sangat rendah  (Fox, 1974 dalam Sanchez, 1992).  Pada tanah ini kehadiran bahan organik dengan unsur hara P yang dikandungnya sangat direspon tanaman.  Dengan demikian dapat diduga bahwa pada keempat jenis tanah yang dicobakan, penambahan unsur hara sebagai pengaruh bahan organik sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman.
3.2. Pengaruh Jenis Tanah
Pada sebagian peubah yang diamati, pengaruh jenis tanah tergantung pada ada tidaknya penambahan bahan organik, tetapi pada sebagian peubah yang diamati nyata merespon pengaruh jenis tanah tanpa interaksi nyata dengan perlakuan bahan organik (Tabel 2). 
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa tanah Hidromorfik (T2) dan Aluvial (T3) untuk bunga matahari memiliki kesuburan yang cukup baik dibandingkan dua jenis tanah lainnya (T1 dan T4).  Salah satu sifat yang mencolok dari tanah Aluvial (T3) dibandingkan tanah Andosol dan PMK adalah ketersediaan hara P yang lebih tinggi dan porositas yang lebih baik.  Pada tanah Andosol dan PMK pertumbuhan tanaman sering dibatasi oleh retensi P (fiksasi P) dan pH rendah.  Pada  kedua jenis tanah ini ketersediaan P rendah, karena terfiksasi oleh kation Aluminium dan mineral oksida.  Pada percobaan ini pupuk P diberikan dengan dosis yang sama pada setiap pot, dan diperhitungkan berdasarkan jumlah kebutuhan tanaman (6 g TSP/10 kg tanah kering oven).  Pupuk fosfor (TSP) yang ditambahkan ke dalam tanah akan larut dalam air dan suatu reaksi kimia yang kompleks akan berlangsung di dalam tanah.
Tabel 2.  Sidik ragam dan pengaruh perlakuan jenis tanah pada berbagai peubah

No.

Peubah
Sidik ragam penga-ruh jenis tanah
Sidik ragam pengaruh interaksi bahan organik– jenis tanah
Respon pada perlakuan

T1

T2

T3

T4
1
Tinggi tanaman  6 mst
*
tn
44.78
62.03
67.20
45.93
2
Tinggi tanaman  7 mst
*
*
63.97
73.92
79.27
58.33
3
Tinggi tanaman  8 mst
*
*
81.55
97.22
101.62
70.63
4
Tinggi tanaman  9 mst
*
*
96.47
112.28
113.83
85.07
5
Tinggi tanaman  10 mst
*
*
115.25
132.67
136.03
100.15
6
Tinggi tanaman  11 mst
*
*
132.87
152.92
153.03
115.57
7
Tinggi tanaman  12 mst
*
*
151.15
160.65
165.23
122.53
8
Tinggi tanaman  13 mst
*
*
162.32
163.12
167.51
129.13
9
Jumlah daun 11 mst
*
tn
31.83 a
37.33 b
39.67 b
31.00 a
10
Lilit batang
*
*
10.05
9.23
9.42
7.70
11
Bobot kering akar
*
*
26.928
23.587
22.895
15.531
12
Jumlah cabang 10 mst
*
tn
5.83
9.00
17.17
6.50
13
Jumlah cabang 11 mst
*
tn
8.33
12.50
21.50
9.30
14
Jumlah cabang 12 mst
*
*
11.83
15.83
20.08
10.50
15
Jumlah cabang 13 mst
*
*
13.50
18.67
22.22
11.50
16
Jumlah cabang 14 mst
*
*
17.67
23.17
25.78
13.50
17
Jumlah cabang 15 mst
*
*
21.17
24.67
27.28
13.50
18
Jumlah cbg berbunga 17 mst
*
*
10.665
13.000
14.220
6.665
19
Umur berbunga
*
*
96.835
85.835
82.835
96.000
20
Umur panen
*
tn
141.00b
133.33a
132.50a
136.00a
21
Diameter cakram
*
*
14.225
13.783
13.415
10.900
22
Bobot kering cakram
*
*
26.0055
30.4765
28.4130
18.7585
23
Jumlah biji total
*
*
943.5
924.5
883.89
577.83
24
Jumlah biji bernas
tn
tn
569.83
372.83
288.56
268.33
25
Bobot per biji
tn
tn
0.0434
0.0399
0.0337
0.0357
26
Bobot biji total
*
tn
27.86
20.26
16.97
14.85
27
Bobot biji bernas
tn
tn
25.01
15.90
12.87
12.17
Keterangan :  *  =         nyata berdasar sidik ragam pada taraf uji 5%
                      tn =        tidak nyata nyata berdasar sidik ragam pada taraf uji 5% huruf yang sama untuk baris yang sama berbeda tidak nyata pada uji BNT 5%        (T1)  tanah Andosol, (T2) tanah Hidromorfik, (T3)  tanah Aluvial, (T4) tanah Podsolik Merah Kuning                               
3.3. Pengaruh Interaksi Bahan Organik dan Jenis Tanah
Hasil penelitian (Tabel 1 dan 2) menunjukkan, terdapat pengaruh interaksi yang nyata antara bahan organik dengan jenis tanah terhadap berbagai peubah respon.
Pada media tanah tanpa ditambah bahan organik, ada perbedaan respon berbagai peubah terhadap media jenis tanah yang berbeda.  Pertumbuhan dan produksi bunga matahari pada tanah PMK terendah dibanding pada tiga tanah lainnya, kecuali bobot per biji (Tabel 3, 4, 5). 
Tabel  3.      Respon peubah vegetatif tanaman bunga matahari terhadap empat jenis tanah pada dua taraf perlakuan bahan organik

Perlakuan
Tinggi  13 mst (cm)
Jumlah daun 11 mst
Jumlah cabang 15 mst
Jumlah cabang berbunga 17 mst
Lilit batang (cm)
Bobot kering akar (g)
B0T1
144.23 b
27.00
12.67 (3.41) b
  8.00(2.730) b
 9.07 b
26.123 c
B0T2
158.13 b
 36.67
24.00 (4.97) c
15.33(4.041) c
 8.73 b
20.395 b
B0T3
167.03 b
40.00
22.89 (4.94) c
10.11(3.363) bc
 9.53 b
23.963 bc
B0T4
  97.37 a
25.67
  0.00 (1.00) a
  0.00(1.000) a
 6.80 a
12.064 a
B1T1
180.40 a
36.67
29.67 (5.54) a
13.33(3.751) a
11.03 c
27.733 b
B1T2
168.10 a
38.00
25.33 (5.07) a
10.67(3.411) a
 9.73 b
26.779 b
B1T3
168.00 a
 39.33
31.67 (5.72) a
18.33(4.395) a
  9.30 ab
21.826 a
B1T4
160.90 a
36.33
27.00 (5.29) a
13.33(3.771) a
8.60 a
18.998 a
BNT0.05
22.903

1.286
1.057
0.991
3.981
Keterangan : huruf yang sama untuk setiap peubah dan taraf perlakuan bahan organik yang sama berbeda  tidak nyata pada uji BNT 5%
Pada perlakuan tidak ditambahkan bahan organik (B0), tanaman bunga matahari pada tanah Andosol (T1) lebih pendek pada umur pengamatan 7 mst hingga 13 mst,  mempunyai jumlah daun lebih sedikit pada 5 dan 6 mst, dan  jumlah cabang berbunga lebih sedikit pada umur 15,16, dan 17 mst , dengan umur berbunga dan umur panen lebih lambat dibandingkan dengan tanah Hidromorfik (T2), dan Aluvial (T3).
Data hasil penelitian (Tabel 3) menunjukkan bahwa pada tanah Podsolik (T4) yang tidak diberi pupuk organik (B0), terdapat faktor penghambat pertumbuhan yang lebih besar, diikuti oleh tanah Andosol (T1) dan kemudian tanah Aluvial (T3).
Penambahan bahan organik lebih direspon tanaman bunga matahari pada tanah Podsolik dan Andosol, dibandingkan pada tanah Hidromorfik dan Aluvial. Pada tanah PMK dan Andosol pH lebih rendah, ketersediaan unsur hara P lebih rendah dan lebih sering mengalami keracunan Al dan unsur hara mikro (Uehara dan Gilmann, 1981) dibandingkan pada tanah Aluvial dan tanah Hidromorfik.
Tabel  4.   Respon umur berbunga, umur panen, diameter cakram dan bobot kering cakram tanaman bunga matahari terhadap empat jenis tanah pada dua taraf  perlakuan bahan organik
  Perlakuan
Umur berbunga
Umur panen
Diameter cakram
Bobot kering cakram
B0T1
    103.00 b
144.33
12.983 b
22.367 b
B0T2
85.67 a
133.33
12.733 b
28.295 b
B0T3
85.67 a
136.67
12.847 b
26.854 b
B0T4
    105.33 b
139.33
  7.000 a
  7.626 a
B1T1
90.67 b
137.67
15.467 a
29.644 a
B1T2
  86.00 ab
133.33
14.833 a
32.658 a
B1T3
 80.00 a
128.33
13.983 a
29.972 a
B1T4
  86.67 ab
132.67
14.800 a
29.891 a
BNT0.05
 6.948
8.51
2.559
7.032
Keterangan : huruf yang sama untuk setiap peubah dan taraf perlakuan bahan organik yang sama berbeda tidak nyata  pada uji BNT 5%
Tabel  5.      Respon peubah komponen produksi dan produksi tanaman bunga matahari  terhadap empat jenis tanah pada dua taraf perlakuan bahan organik
Perlakuan
Jumlah
biji total
Jumlah biji
Bernas
Bobot per biji
(g)
Bobot total biji
(g)
Bobot biji bernas (g)
B0T1
  743.67 b
493.67(21.35)b
0.0394(1.0195)b
21.270(4.630)b
19.162(4.341)b
B0T2
  727.00 b
129.00(  9.94)a
0.0374(1.0195)b
10.513(3.342)b
 5.672(2.383)ab
B0T3
  674.44 b
169.78(  9.91)a
0.0219(1.0109)a
10.114(3.216)b
 7.161(2.498)ab
B0T4
    95.67 a
  17.67(  3.58)a
0.0258(1.0128)ab
  0.970(1.377)a
 0.536 (1.212)a
B1T1
1143.33 a
646.00(25.37)a
0.0475(1.0235)a
34.451(5.938)a
30.854 (5.621)a
B1T2
1122.00 a
616.67(24.64)a
0.0426(1.0211)a
30.011(5.539)a
26.133 (5.168)a
B1T3
1093.33 a
407.33(20.08)a
0.0454(1.0225)a
23.824(4.967)a
18.585 (4.393)a
B1T4
1060.00 a
519.00(22.67)a
0.0455(1.0225)a
28.722(5.437)a
23.805 (4.941)a
BNT0.05
192.936
10.976
0.00836
1.4407
1.980
Keterangan : huruf yang sama untuk setiap peubah dan taraf perlakuan bahan organik yang sama berbeda tidak nyata uji BNT 5%
Kehadiran bahan organik pada tanah PMK dan Andosol dapat meningkatkan ketersediaan P, menaikkan pH tanah dan meniadakan masalah keracunan Al dan logam berat lainnya .
Tanah PMK (Oxisol dan Ultisol) dan Andosol digolongkan pada tanah bermuatan variabel yaitu tanah yang mineral liatnya didominasi oleh mineral liat sistem oksida dari Al dan Fe (tanah Oxsisol, dan Ultisol), dan tanah yang mineral liatnya berasal dari gelas vulkanis (alofan dan imogolit) pada Andosol  (Uehara dan Gillman, 1981).  Liat oksida dan liat gelas vulkanis (alofan dan imogolit)  pada pH rendah sering bermuatan positif dan mengandung aluminium aktif (Ion Al) yang tinggi.  Muatan positif liat oksida dan alofan dan ion Al dapat memfiksasi ion fosfat sehingga tidak tersedia bagi tanaman.
Penambahan bahan organik bukan saja meningkatkan ketersediaan P, tetapi juga meningkatkan ketersediaan unsur hara bentuk kation dengan meningkatnya KTK tanah.  Bahan organik bersama-sama dengan logam berat seperti Al, Fe, dan Mn dapat membentuk kelat sehingga tanaman dapat terhindar dari efek keracunan Al, Fe, dan Mn pada tanah PMK dan Andosol (Ueahara dan Gilman, 1981).
4. KESIMPULAN
            Interaksi antara bahan organik dan jenis tanah berpengaruh pada berbagai peubah pertumbuhan dan produksi.  Hal ini ditunjukkan oleh berkurangnya pengaruh jenis tanah terhadap peubah respon tanaman yang diamati  dengan penambahan bahan organik dibandingkan dengan pengaruh jenis tanah tanpa diberikan bahan organik. Pada perlakuan tanpa bahan organik ada perbedaan peubah yang nyata antara jenis tanah berbeda. Pertumbuhan vegetatif terbaik diperoleh pada tanah Aluvial dan tanah Hidromorfik.  Peubah produksi terbaik diperoleh pada tanah Andosol. Sebaliknya peubah pertumbuhan dan produksi paling rendah pada tanah Podsolik Merah Kuning. Pada perlakuan diberi bahan organik, peubah antara keempat jenis tanah berbeda tidak nyata, kecuali pada lilit batang dan bobot kering akar paling rendah pada tanah Podsolik Merah Kuning yang berbeda nyata dengan tanah Andosol dan tanah Hidromorfik. 
5. DAFTAR PUSTAKA
Barber, S. A. 1984. Soil Nutrient Bioavalability. Jhon Wiley & Son.  New York.
Darul, H., I. Dai, A. Hidayat, A.H. Yayat, H.Y. Sumulyadi, S. Hendra. 1989. Buku Keterangan Peta Satuan Lahan dan Tanah Lembar Medan Sumatera Utara. Pusat Penelitian Tanah. Bogor. 159 hal.
Gomez, K. A., A. A. Gomez.  1984.  Statistical Procedurs for Agricultural Research (diterjemahlan menjadi “Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian” Oleh E.  Sjamsuddin dan J. S. Baharsjah, 1995, Universitas Indonesia,  Jakarta, 698 hal).
Sanchez, P. A. 1976. Properties and Management of Soil in the Tropics (diterjemahkan menjadi “Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika” Oleh J. T. Jayadinata, 1992, ITB Bandung, 397 hal).
Sitorus, S.  1990.  Klasifikasi Kemampuan dan Kesesuaian Lahan.  Fakultas Pertanian, IPB.  Bogor.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah, F. Pertanian. IPB. Bogor. 591 hal.
Soil Survey Staff. 1992. Kunci Taksonomi Tanah. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor.
Stevenson, F. J. 1982. Humus Chemistry: Genesis, Composition, Reactions. Jhon Wiley and Sons Inc. New York. Pp. 17- 21.
Uehara, G., Gillman, G.,1981. The Minerology, Chemistry, and Physics of Tropical Soils with Variable Charge Clays. Westview Tropical Agriculture Series No. 4 Westview Press, Boulde, Colorado.
Weiss, E.A. 1983. Oilseed Crops. Logman. London. P. 402-462.
Winarno, F. G. 1999. Pemberdayaan Komoditas Hasil Pertanian dalam Upaya Penyediaan Bahan Baku Industri Pangan dan Kimia Berdaya Saing Tinggi. Makalah Seminar Peranan Teknologi Hasil Pertanian dalam Penyediaan Bahan Baku Industri Pangan dan Kimia. Hal 1-11.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar